Monday, May 11, 2015

Actuator Elektrik

Aktuator 

aktuator adalah piranti yang dapat memberikan aksi untuk mengubah variabel dalam sistem yang sedang dikendalikan. Secara khusus aktuator adalah peranti yang berfungsi sebagai penghasil gaya atau torsi untuk mendapatkan gerakan (perubahan posisi, kecepatan dan percepatan). Meski demikian aksi yang diberikan aktuator bisa saja bukan dalam bentuk gerakan, misalnya panas atau cahaya. (Nugroho, 2010). Contoh dari aktuator :


Motor Listrik


Motor llistrik terdiri dari rotor (bagian yang bergerak), stator (bagian yang diam). Pada rotor terdapat inti magnet, sedangkan pada stator terdapat koil yang berfungsi sebagai magnet listrik apabila dialirkan arus. Motor diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu AC (alternating current) dan DC (direct current). (Modul TTLE, 2014)



Gambar 1. prinsip kerja motor DC
 Solenoid
Solenoid merupakan aktuator yang terdiri dari koil atau gulungan kawat, inti besi sebagai pisston gerak linier, dan pegas sebagai pemegang inti besi. Ketika tegangan masuk pada koil sehingga terjadi aliran arus maka koil akan berubah menjadi bidang magnet sehingga akan menarik intibesi ke dalam koil sampai menuju titik tengah koil. Saat tegangan dimatikan maka posisi inti besi akan kembali seperti semula karena tarikan dari pegas. Cara kerja solenoid hampir sama dengan motor (AC/DC), perbedaannya terletak pada gerakan yang dihasilkan yaitu linear dan rotasi.




Gambar 2. Prinsip kerja Solenoid (modul TTLE)



Katup

Katup adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur aliran fluida sebagai penggerak aktuator. Katup banyak digunakan pada industri ataupun transporatsi. Katup memiliki berbagai macam jenis antara lain : Katup ¾, katup 5/2, dsb. Penggerak katup memiliki berbagai jenis, antara lain : penggerak manual (tuas, knopp, pedal, dll), dan  elektrik penggerak magnet / solenoid, udara, dll.



Gambar 3. Katup hidrolik elektrik (pudukstifarea, 2014)


Silinder Pneumatik

Silinder merupakan jenis aktuator yang digerakkan oleh fluida, bisa beruapa udara (pneumatik) ataupun minyak (hidrolik). Gerak yang dihasilkan silinder akibat dari gerakan linear atau maju dan mundur dari sebuah piston. Pemilihan jenis silinder tergantung dari kerja yang dibebankan, silinder jenis hidrolik memiliki kemampuan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan  silinder jenis pneumatik.




Gambar 4. konstruksi silinder pneumatik (maswie2000, 2007)



1 komentar: